Depok, – Sehari minimal 17 kali setiap muslim mengucapkan ihdinash shirotol mustaqim (tunjukkan kami ke jalan yang lurus). Kita minta diberikan hidayah dari Allah SWT.
Hidayah yang dimaksud bukan hidayah dilalah dan hidayah ‘amah (hidayah umum) karena itu sudah diberikan Allah kepada semua makhluk-Nya. Tapi, hidayah yang kita minta adalah hidayah maunah dan hidayah taufiqiyyah. Yaitu petunjuk untuk memiliki kemampuan menjalankan syariat Allah (maqoshid syariah) baik dalam iman, ibadah, maupun muamalah.
Banyaknya hambatan, pengaruh buruk, provokasi, maupun distorsi atau penyimpangan dalam kehidupan di era kesamaran (post thruth) atau zamanul iltibas membuat kita harus selalu meminta hidayah agar senantiasa mendapatkan pertolongan Allah (inayah robbaniyyah). Salah satu yang membuat kita kehilangan pegangan hidup (hidayah) adalah hawa nafsu. Dalam Al-Qur’an Surat Al-Mu’minum ayat 71 dijelaskan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
وَلَوِ ٱتَّبَعَ ٱلْحَقُّ أَهْوَآءَهُمْ لَفَسَدَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ ۚ بَلْ أَتَيْنَٰهُم بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَن ذِكْرِهِم مُّعْرِضُونَ
“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Quran). Tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.”
Jadi, hidayah itu sangat tergantung kepada kita. Bila kita mendekat, Allah akan lebih dekat. Sebaliknya bila kita menjauh, Allah pun akan menjauh.
وَالَّذِيۡنَ جَاهَدُوۡا فِيۡنَا لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ سُبُلَنَا ؕ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الۡمُحۡسِنِيۡنَ
“Dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah bersama orang-orang yang berbuat baik.”
Karena itu, mari kita selalu istiqomah untuk menjalankan kehidupan sesuai dengan petunjuk Allah (manhajul hayat ala manhajillahi robbil aalamin).